
Kubu Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menyoroti potensi wilayah pesisirnya yang memiliki bentang mangrove dan gambut terluas di Kalimantan Barat, menjadikannya strategis untuk pengembangan sektor perikanan dan budidaya. Kepala Bidang Perekonomian Infrastruktur dan Kewilayahan dalam pembukaan rapat menyebutkan bahwa PDRB Kubu Raya saat ini masih didominasi oleh industri pengolahan, dengan sawit sebagai kontributor utama, disusul sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Ia juga menyampaikan bahwa pasca-program TORA, beberapa wilayah tambak seperti Dabung dan Kuala Karang memiliki peluang besar untuk dikembangkan menjadi kawasan budidaya udang, didukung posisi Kubu Raya sebagai hinterland Pontianak dan bagian dari kawasan metropolitan.
Dalam rapat tersebut, perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infrabangwil) memaparkan peluang peningkatan kapasitas melalui program pelatihan vokasional ICC NDRC kerja sama Indonesia-Tiongkok. Program ini telah melatih lebih dari 500 orang dan sedang membuka pendaftaran batch ke-5 di Kota Dalian, Tiongkok, untuk pelatihan teknologi budidaya dan perikanan tangkap. Ditekankan bahwa peserta diharapkan adalah pengajar yang nantinya dapat melatih masyarakat setelah kembali ke Indonesia, serta peluang untuk mendatangkan ahli Tiongkok ke Indonesia terbuka melalui MoU antar kampus.
Selain itu, Adam dari SES Germany memaparkan bahwa Pemerintah Jerman membuka peluang pengiriman tenaga ahli ke Indonesia, termasuk ke Kubu Raya. Program ini bersifat fleksibel dan dapat diajukan hanya dengan formulir registrasi, tanpa perlu MoU formal. Tenaga ahli tersebut mencakup berbagai sektor mulai dari kesehatan, pengelolaan sampah, hingga perikanan. Adam juga menyebut adanya peluang kerja dan pendidikan vokasi bergaji di Jerman (Ausbildung), serta program Aupair bagi pemuda Indonesia yang dapat berbahasa Jerman. Bappeda menyambut baik inisiatif ini dan berharap dapat dimanfaatkan untuk pembangunan rumah sakit daerah.
Kesimpulan rapat menekankan pentingnya Kubu Raya segera menjajaki peluang pendanaan non-APBD untuk mendukung sektor perikanan dan kelautan, serta mendorong pendaftaran pada program pelatihan internasional dari Tiongkok dan Jerman. Universitas Tanjungpura juga tertarik menjajaki kerjasama lebih lanjut dengan SES dan Kemenko Infrabangwil, terutama di bidang kelautan dan perikanan. Seluruh pihak berharap program ini dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan menjadikan Kubu Raya lebih mandiri dalam pembangunan sektor pangan dan ekonomi biru.