
Dalam rangka pelaksanaan tugas pengendalian dan pembinaan inovasi daerah, Bappedalitbang Kabupaten Kubu Raya melakukan kegiatan monitoring lapangan terhadap inovasi SIGAP (Sistem IoT Gambut Peduli Api) di Kecamatan Rasau Jaya pada tanggal 22 Oktober 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Kubu Raya untuk memastikan bahwa inovasi yang dikembangkan oleh masyarakat dan akademisi dapat berjalan sesuai fungsinya serta memberikan manfaat nyata bagi upaya mitigasi bencana kebakaran lahan, khususnya pada lahan gambut.
Inovasi SIGAP merupakan hasil kolaborasi antara kelompok masyarakat setempat dan akademisi Universitas Tanjungpura, yang bertujuan untuk menciptakan sistem deteksi dini terhadap potensi kebakaran lahan gambut melalui pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT). Sistem ini bekerja dengan mengintegrasikan berbagai sensor dan perangkat mikrokontroler yang mampu mendeteksi perubahan suhu dan keberadaan asap secara real-time. Data yang diperoleh kemudian dikirimkan melalui jaringan internet untuk dianalisis dan dijadikan dasar tindakan pencegahan di lapangan.
Dari hasil monitoring, diketahui bahwa perangkat SIGAP menggunakan mikrokontroler dengan sensor suhu dan sensor asap sebagai komponen utama dalam mendeteksi potensi kebakaran. Sistem ini dirancang untuk memberikan peringatan dini ketika terjadi peningkatan suhu atau adanya asap di area gambut, sehingga memungkinkan tindakan cepat sebelum api meluas. Penerapan konsep ini sejalan dengan pendekatan inovasi berbasis teknologi yang mendukung upaya pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction).
Salah satu keunggulan dari inovasi SIGAP adalah kemampuannya beroperasi secara mandiri menggunakan sumber energi terbarukan. Sistem ini dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber utama tenaga listrik, yang menyalurkan energi ke accu (baterai penyimpan) untuk digunakan oleh mikrokontroler dan perangkat lainnya. Namun, dalam implementasinya ditemukan bahwa kapasitas accu belum mampu menopang penggunaan mikrokontroler dan modem secara bersamaan, sehingga diperlukan solusi tambahan berupa power bank sebagai sumber tenaga cadangan untuk mengoperasikan modem.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa inovasi SIGAP masih berada pada tahap pengembangan dan penyempurnaan teknis. Bappedalitbang mendorong agar tim pengembang terus melakukan kalibrasi terhadap kebutuhan daya dan efisiensi energi, serta menyesuaikan kapasitas penyimpanan tenaga agar sistem dapat beroperasi lebih stabil dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, perlu dipertimbangkan penggunaan modem berdaya rendah (low power modem) untuk menghemat konsumsi energi pada perangkat di lapangan.
Secara umum, hasil monitoring menunjukkan bahwa inovasi SIGAP memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sistem peringatan dini kebakaran lahan gambut yang efektif dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi berbasis sensor dan energi terbarukan menjadi langkah maju dalam mendukung strategi mitigasi bencana di Kabupaten Kubu Raya. Inovasi ini juga mencerminkan sinergi nyata antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah daerah dalam membangun solusi inovatif berbasis kearifan lokal dan kemajuan teknologi.