
Bappedalitbang berkunjung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya pada tanggal 15 Januari 2025. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan komitmen tinggi terhadap pengembangan pendidikan berbasis kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan. Salah satu inovasi utama yang telah diimplementasikan adalah Muatan Lokal (Mulok) Gambut Mangrove, yang pada tahun ini memasuki tahap penguatan melalui distribusi buku dan bahan ajar ke peserta didik. Program ini tidak hanya menarik perhatian lokal, tetapi juga mengundang studi banding dari Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Bengkayang, serta telah di launching di tingkat provinsi. Oleh karena itu, inovasi ini dinilai sangat layak untuk segera didaftarkan Kekayaan Intelektual (KI) sebagai bentuk perlindungan dan pengakuan atas kekayaan intelektual daerah dengan nama Mulok Gaveri.
Inovasi lain yang tengah berkembang yaitu SILASTRI (Sistem Lanjut Sekolah Tanpa Antri), terinspirasi dari sistem pendidikan di Jepang, berfokus pada efisiensi proses PPDB. Namun, implementasi SILASTRI untuk tahun ini masih tertunda akibat keterbatasan anggaran serta menunggu arahan lebih lanjut dari Kementerian Pendidikan. Meski demikian, ini menunjukkan kesiapan Dinas Pendidikan dalam mengadopsi sistem pendidikan modern berbasis digital yang efisien dan bebas antrian. Pada sektor penguatan kapasitas sekolah swasta, muncul inovasi Sekolah Swasembada (Sekolah Wirausaha Mandiri dan Berdaya) yang ditujukan untuk mendorong kemandirian dan daya saing sekolah swasta. Saat ini, Dinas tengah menyusun kajian dan akan melanjutkan dengan bimbingan teknis untuk pelaksanaan program. Di bidang kebudayaan, dirancang inovasi Kemah Budaya Wisata untuk menggali potensi atraksi budaya lokal dan mendukung sektor pariwisata. Tantangan utamanya adalah keterbatasan anggaran, namun diatasi dengan upaya kolaborasi bersama sekolah dan lembaga terkait. Festival Literasi Seni Budaya skala Kalbar juga akan dilaksanakan tahun 2025 dengan branding Tari Topeng Loncek sebagai ikon budaya khas Kabupaten Kubu Raya.
Di Bidang Sekolah Dasar (SD), tantangan inovasi terletak pada pembangunan sarana prasarana dan persoalan sinkronisasi data dengan pusat, yang kerap terkendala oleh kemampuan operator sekolah. Untuk itu, direncanakan pembuatan database sinkronisasi yang terverifikasi sejak awal untuk menghindari kesalahan data, serta mendukung pengambilan kebijakan yang tepat oleh Bappenas. Beberapa inovasi lain yang patut dikembangkan antara lain Kurikulum Mulok, Kelola Swasembada, dan Festival Literasi Budaya Nasional. Sementara itu, dari Bidang PAUD muncul rencana inovatif dalam pengembangan kurikulum berbasis lingkungan dengan fokus padapl gambut dan mangrove yang dikombinasikan dengan alat peraga edukatif. Isu lingkungan dan sampah yang sedang menjadi perhatian nasional dinilai relevan dan bisa menjadi nilai jual yang tinggi bagi Kabupaten Kubu Raya. Inovasi ini sekaligus membuka peluang bagi Dinas Pendidikan untuk memperkuat pendidikan karakter dan ekologi sejak usia dini.