Image

Pada tanggal 17 Januari 2025 Bappedalitbang berkunjung ke Dinas Sosial terkait penjaringan inovasi. Dinas Sosial memiliki peluang besar dalam mengembangkan inovasi berbasis pelayanan langsung kepada kelompok rentan, baik melalui penguatan kegiatan yang sudah berjalan seperti rumah singgah, maupun melalui kerja sama antar-lembaga. Dinas Sosial saat ini tengah menghadapi berbagai kendala mendasar dalam pelaksanaan tugas-tugas kemanusiaan dan perlindungan sosial. Salah satu hambatan utamanya adalah keterbatasan sarana dan prasarana, seperti belum tersedianya gudang khusus untuk penyimpanan bantuan sosial serta shelter (rumah singgah) untuk penanganan darurat orang terlantar atau korban bencana sosial. Kondisi ini tentunya berdampak pada kecepatan dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam situasi krisis atau kasus sosial yang memerlukan penanganan segera.

Dalam menjalankan fungsinya, Dinas Sosial tetap berusaha optimal dengan menjalin kerja sama dengan pihak panti asuhan dan lembaga sosial lainnya untuk menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), anak terlantar, serta kelompok rentan lainnya. Pendekatan kolaboratif ini menunjukkan adanya inisiatif lokal yang patut diapresiasi, meskipun keterbatasan fasilitas masih menjadi hambatan yang cukup serius. Bentuk kerja sama tersebut merupakan salah satu langkah strategis dalam mengisi kekosongan peran akibat minimnya sumber daya.

Salah satu hal menarik yang terungkap adalah adanya kegiatan rumah singgah, yang selama ini telah dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tugas keseharian Dinas Sosial. Kegiatan ini sebenarnya telah memenuhi banyak unsur inovasi, hanya saja belum di-branding secara formal dan belum dilengkapi dengan indikator penilaian yang baku sesuai dengan ketentuan inovasi daerah. Rumah singgah tersebut menjadi tempat singgah sementara bagi kelompok rentan yang memerlukan penanganan cepat, seperti pengemis, orang terlantar, dan korban kekerasan. Melalui perspektif inovasi, kegiatan rumah singgah ini berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi inovasi unggulan Dinas Sosial dengan melakukan penyesuaian terhadap indikator-indikator inovasi, termasuk aspek keberlanjutan, kebermanfaatan, dan keterukuran. Dinas Sosial juga dapat memanfaatkan branding yang lebih kuat dan mengusulkan penganggaran melalui skema inovasi sosial daerah agar kegiatan ini dapat terdukung secara struktural dan operasional.